Unjuk rasa warganya adalah buntut rusaknya jalan akibat dilewati truk bermuatan pasir dan warga menghadang puluhan truk pasir untuk diminta putar balik.
“Jalan desa ini pembangunan dari dana desa dan rusak sekitar 900 meter. Tadi ada 50 truk yang kita suruh putar balik,” ucap salah satu warga.
Terlihat Selain menghadang sopir truk pasir yang masuk ke Jalan Margourip, warga juga memasang spanduk di pagar batas jalan masuk spanduk itu bertuliskan ‘Truck dump muatan pasir dilarang lewat, kendaraan melebihi tonase dilarang melintas’.
Setiap hari kurang lebih 300 truk berbuatan pasir lalu lalang di jalan desa setempat, aktivitas tersebut sudah berlangsung selama 10 tahun terakhir
Untuk mengantisipasi truk bertonase melintasi jalan desa, warga berjaga secara bergantian. Dengan begitu, para sopir truk putar balik arah. “Warga akan berjaga di perbatasan ini agar tidak ada truk pasir yang melintas.
pengangkut Pasir, jangan sampai menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari tegasnya.
Sementara itu, adanya gejolak warga terhadap jalan rusak mendapat Perhatian khusus dari LSM Gerak Indonesia.
Andreas Kepala Bidang Informasi Gerak Indonesia mengatakan seharusnya Pemkab Kediri jangan menutup mata gejolak warga terkait adanya jalan rusak di Desa Margourip,Pemkab Kediri harus segera mengambil langkah langkah untuk meredam gejolak warga dan sopir.
(PEWARTA).